Usman Patamani Akhiri Masa Kepemimpinan sebagai Presiden Mahasiswa IAIN Manado

oleh -123 Dilihat

Wanua.id — Sabtu (31/05/2025) menjadi hari yang penuh makna bagi civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Usman Patamani, sosok yang dikenal sebagai pemimpin muda visioner dan komunikatif, resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden Mahasiswa IAIN Manado.

Sejak dilantik, Usman bersama jajaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Manado telah menorehkan berbagai capaian signifikan, baik di tingkat internal kampus maupun dalam skala yang lebih luas. Di bawah kepemimpinannya, BEM IAIN Manado tampil lebih progresif dan terbuka, membawa semangat kolaborasi yang kuat antarorganisasi kemahasiswaan, baik di lingkup lokal Sulawesi Utara maupun di ranah nasional.

Selama masa baktinya, Usman tak hanya menaruh perhatian pada pembangunan kapasitas mahasiswa melalui program-program pelatihan dan kajian, tetapi juga aktif membawa isu-isu sosial ke tengah ruang diskusi kampus. Ia dikenal sebagai figur yang tak segan turun langsung ke masyarakat, menjadikan pengabdian sebagai jantung gerakan mahasiswa.

Salah satu tonggak penting dalam kepemimpinannya adalah keterlibatan aktif BEM IAIN Manado dalam berbagai forum ilmiah dan sosial, yang turut memperkenalkan kampus sebagai bagian dari gerakan intelektual muda yang berdaya saing. Melalui diplomasi organisasi dan jejaring strategis, IAIN Manado mulai diperhitungkan dalam dinamika kemahasiswaan se-Sulawesi Utara.

Tak hanya itu, Usman juga dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Daerah BEM Nusantara Sulawesi Utara, peran yang memperluas jangkauan pengaruh dan kontribusinya dalam membangun sinergi antarperguruan tinggi di kawasan tersebut. Posisi ini memperlihatkan komitmennya dalam memperkuat solidaritas gerakan mahasiswa lintas kampus dan memperjuangkan isu-isu kebangsaan dari perspektif anak muda.

Mahasiswa IAIN Manado yang turut mendampingi masa kepemimpinan Usman mengapresiasi dedikasinya yang tak kenal lelah. “Beliau bukan hanya seorang pemimpin, tapi juga sahabat yang mau mendengar, membimbing, dan menggerakkan,” ujar salah satu mahasiswa dari Fakultas Syariah.

Berakhirnya masa jabatan Usman menjadi momen reflektif bagi seluruh elemen mahasiswa. Sebuah titik jeda yang menandai selesainya satu babak kepemimpinan, sekaligus membuka ruang bagi regenerasi dan estafet kepemimpinan yang lebih inklusif, partisipatif, dan berakar pada nilai-nilai pengabdian.

Kini, jejak yang ditinggalkan Usman bukan hanya dalam bentuk program kerja atau dokumentasi kegiatan, tetapi dalam semangat kolektif mahasiswa untuk terus melanjutkan perjuangan membangun kampus yang kritis, humanis, dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *