BRIN Dorong Dunia Usaha Percepat Transisi Menuju Net-Zero Emission Melalui Inovasi Berbasis Sains

oleh -54 Dilihat

Wanua.id — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memperkuat peran sains dan teknologi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Melalui kegiatan Roundtable Discussion bertajuk “Achieving Corporate Climate Ambition in Indonesia: Understanding SBTi Fundamentals & Sectoral Pathways”, BRIN mendorong keterlibatan dunia usaha dalam mempercepat pencapaian komitmen net-zero emission nasional.

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Gedung B.J. Habibie BRIN, Jakarta, ini menghadirkan kolaborasi antara BRIN, UN Global Compact Network Indonesia (IGCN), dan Science Based Targets initiative (SBTi). Forum tersebut menjadi ruang dialog strategis antara pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga non-bisnis dalam memperkuat pemahaman target iklim berbasis sains serta menjajaki langkah konkret menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia mencapai target net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat sangat bergantung pada kontribusi dunia industri.

“Transformasi menuju ekonomi hijau tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah. Dunia industri harus menjadi motor penggerak dalam penerapan inovasi rendah karbon dan efisiensi energi berbasis riset dan teknologi,” ujarnya.

Handoko menjelaskan, BRIN melalui berbagai pusat riset terus mengembangkan teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mulai dari efisiensi energi, teknologi karbon, hingga inovasi dalam sektor transportasi dan industri hijau.

“Kami membuka ruang kolaborasi riset dengan perusahaan untuk menguji dan mengimplementasikan teknologi rendah karbon—mulai dari efisiensi energi hingga carbon capture—agar transisi menuju net-zero emission dapat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Andi P. Rahim, Sekretaris Jenderal dan Interim Executive Director IGCN, menekankan pentingnya komitmen bersama lintas sektor untuk menyelaraskan strategi iklim korporasi dengan kebijakan nasional.

“Banyak perusahaan masih menghadapi tantangan dalam memahami berbagai standar net-zero serta langkah-langkah praktis untuk menyesuaikan strategi iklim mereka. Forum ini menjadi ruang untuk berbagi pengalaman dan memperkenalkan dasar-dasar Science Based Targets initiative (SBTi),” jelasnya.

Andi menambahkan, forum ini juga membantu perusahaan memahami keselarasan dengan standar net-zero internasional seperti SBTi Corporate Net-Zero Standard dan GHG Protocol.

“Selain sebagai sarana edukasi, kegiatan ini menjadi ruang dialog lintas sektor mengenai peluang dan tantangan dalam mengadopsi target iklim berbasis sains,” katanya.

Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai penerapan target iklim berbasis sains serta memperkuat kemitraan antara sektor publik dan swasta. Kolaborasi berbasis sains dan inovasi teknologi diyakini menjadi kunci bagi Indonesia dalam membangun ekonomi hijau yang berketahanan iklim dan berdaya saing global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *