Wanua.id – Los Angeles kembali dilanda kebakaran yang menyebar dengan cepat akibat kombinasi tanah kering, curah hujan di bawah rata-rata sejak akhir tahun lalu, dan angin kencang. Kantor Layanan Cuaca Nasional di Los Angeles menyebutkan bahwa angin kencang tidak hanya mempercepat penyebaran api, tetapi juga meningkatkan risiko kebakaran di sejumlah wilayah.
Para ahli lingkungan menyoroti fenomena ini sebagai dampak langsung dari perubahan iklim dan pola cuaca ekstrem. Stefan Doerr, ahli ilmu kebakaran hutan, menjelaskan bahwa kebakaran musim dingin yang kini terjadi di California Selatan bukan lagi hal yang langka. Bahkan, tren ini diperkirakan akan semakin sering terjadi jika upaya mitigasi perubahan iklim tidak segera diperkuat. Kimberley Simpson dari Universitas Sheffield menambahkan bahwa kebakaran hutan kini tidak lagi terbatas pada musim panas, tetapi juga meluas ke musim yang sebelumnya dianggap lebih aman.
Dampak ekologis dari kebakaran ini tidak bisa diabaikan. Habitat satwa liar hancur, kualitas udara memburuk, dan emisi karbon dari kebakaran semakin memperburuk perubahan iklim. Tanah yang terbakar juga kehilangan kemampuan untuk menyerap air, sehingga meningkatkan risiko banjir bandang ketika musim hujan tiba.
Kebakaran yang terus terjadi ini menjadi pengingat nyata bahwa perubahan iklim adalah ancaman global yang memerlukan tindakan kolektif. Penurunan emisi gas rumah kaca, pengelolaan hutan yang lebih baik, serta peningkatan kesadaran masyarakat menjadi langkah mendesak untuk melindungi lingkungan dari bencana yang lebih besar di masa depan.
Di tengah krisis ini, para peneliti dan aktivis menyerukan perlunya langkah konkret untuk memitigasi dampak perubahan iklim dan mempersiapkan komunitas lokal menghadapi ancaman kebakaran yang semakin intensif. Kebakaran di Los Angeles tidak hanya menjadi tragedi lokal, tetapi juga cerminan tantangan lingkungan global yang harus dihadapi bersama.