BRIN Dukung Inovasi Jamu Tradisional untuk Tembus Pasar Internasional

oleh -78 Dilihat

Wanua.id – Jamu tradisional Indonesia berpeluang besar menembus pasar internasional dengan menggabungkan keunikan tradisi berbasis kearifan lokal dan inovasi teknologi modern. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung penguatan riset dan inovasi di bidang produk jamu tradisional agar mampu bersaing di pasar domestik maupun global.

“BRIN siap menjadi enabler dalam pengembangan produk jamu, terutama jika produsen ingin meningkatkan kategori produk menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) atau fitofarmaka,” kata Handoko.

Handoko menegaskan pentingnya pendekatan riset mendalam untuk meningkatkan kualitas produk jamu. BRIN memiliki infrastruktur lengkap seperti laboratorium berstandar Good Manufacturing Practice (GMP) dan fasilitas produksi terbatas yang dapat mendukung uji praklinis dan klinis produk jamu tradisional. Dengan fasilitas ini, produsen dapat menghemat biaya dan waktu tanpa mengganggu lini produksi reguler mereka. Ia juga mendorong saintifikasi jamu berbasis kearifan lokal agar manfaatnya dapat dibuktikan secara ilmiah, membuka peluang pengembangan produk baru, sekaligus meningkatkan kepercayaan pasar internasional terhadap jamu tradisional Indonesia.

Ketua Umum Dewan Jamu Indonesia, Daniel Tjen, turut mengapresiasi inisiatif BRIN dalam memperluas peluang kolaborasi riset. Ia menyoroti bahwa jamu adalah bagian dari kearifan lokal Nusantara yang memiliki sejarah panjang dari Sabang hingga Merauke. “Jamu sering dianggap Jawa-sentris, padahal kalau kita lihat dari sejarah, tradisi jamu ada di seluruh Nusantara. Misalnya, di Kalimantan Timur, Kerajaan Kutai juga memiliki tradisi jamu yang menggunakan bahasa lokal mereka. Ini yang akan menjadi fokus kita untuk mendokumentasikan dan melestarikan kearifan lokal ini,” ungkap Daniel.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Yayasan Bina Lentera Insan, Asep Rahman, menyebutkan bahwa langkah ini adalah strategi yang tepat untuk menjawab tantangan di sektor kesehatan. “Pengembangan kesehatan tradisional dapat menjadi solusi untuk berbagai tantangan di sektor kesehatan, seperti hambatan ekonomi, hambatan geografis, dan hambatan budaya. Dengan riset yang mendalam dan dukungan teknologi, jamu tradisional tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi produk inovatif yang dapat memberikan manfaat lebih luas,” jelas Asep.

Yayasan Bina Lentera Insan merupakan salah satu lembaga sosial yang senantiasa membangun kepedulian terhadap perkembangan layanan kesehatan tradisional. Salah satu inisiatifnya adalah mendirikan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) yang difokuskan sebagai sentra pelatihan kesehatan tradisional. Melalui BLKK, yayasan ini aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat agar dapat memahami dan mengembangkan kesehatan tradisional berbasis kearifan lokal.

Asep juga berharap kolaborasi ini dapat mengangkat citra jamu sebagai warisan budaya sekaligus solusi modern yang relevan dengan kebutuhan global. Dengan dukungan dari berbagai pihak, jamu tradisional diharapkan mampu menjadi produk unggulan Indonesia yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga diminati secara global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *