Wanua.id, Manado — Kementerian Kehutanan menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara konservasi keanekaragaman hayati dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi. Dalam peringatan ulang tahun ke-10 Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Jakarta pada Rabu (4/12/2024), upaya kolaboratif ini menjadi sorotan utama sebagai bagian dari strategi konservasi berkelanjutan.
Tantangan konservasi keanekaragaman hayati tidak hanya mencakup masalah pencemaran dan pendanaan, tetapi juga aktivitas ilegal seperti perambahan, perburuan liar, penangkapan ikan ilegal, dan penambangan. Kehadiran ribuan desa di sekitar kawasan konservasi menjadi tantangan tersendiri dalam memastikan keberlanjutan ekosistem tersebut.
Sebagai upaya untuk melibatkan masyarakat, Kementerian Kehutanan berkolaborasi dengan YKAN dan pemerintah daerah untuk mengembangkan program-program inovatif yang mendukung kesejahteraan ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Salah satu program unggulan yang diterapkan adalah pengelolaan tambak ramah lingkungan dengan pendekatan yang mengintegrasikan budi daya udang dan restorasi mangrove.
Pendekatan ini telah diterapkan di beberapa wilayah, termasuk Kalimantan Timur, dengan tujuan memulihkan ekosistem pesisir sekaligus meningkatkan produktivitas tambak. Program ini memberikan manfaat ganda, yakni meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Melalui langkah-langkah strategis ini, Kementerian Kehutanan berharap dapat menciptakan sinergi antara pelestarian keanekaragaman hayati dan peningkatan taraf hidup masyarakat lokal, menjadikan konservasi sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. (***/ar)