Hari AIDS Sedunia 2024: Mengusung Tema “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”

oleh -90 Dilihat

Wanua.id, Manado – Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember kembali menjadi momentum penting dalam upaya bersama untuk mengakhiri epidemi HIV/AIDS. Pada 2024, Indonesia mengangkat tema nasional “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, yang sejalan dengan visi global menuju “Akhiri AIDS pada 2030.”

Tema ini menyoroti pentingnya memastikan hak yang setara dalam akses layanan kesehatan bagi semua orang, terutama bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV). Pesan ini juga menggarisbawahi perlunya menghapus stigma dan diskriminasi yang masih menjadi tantangan besar dalam penanganan HIV/AIDS di Indonesia.

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Yudhi Pramono, menyatakan bahwa perjuangan untuk mengakhiri AIDS bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan kolaborasi dari seluruh lapisan masyarakat. Ia menekankan bahwa layanan kesehatan harus didasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/11), Yudhi menyampaikan bahwa pendekatan kolaboratif ini dapat mempercepat langkah menuju tujuan bersama. Menurutnya, langkah konkret seperti menekan angka infeksi baru, memastikan pengobatan yang tepat waktu, dan meningkatkan kualitas hidup ODHIV merupakan prioritas yang harus dijalankan secara sinergis.

Meski ada kemajuan dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Ina Agustina, menyebut bahwa tantangan besar masih ada, terutama terkait stigma sosial yang menghalangi banyak ODHIV untuk mengakses layanan kesehatan. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 53 persen ODHIV belum mengetahui adanya perlindungan hukum atas hak mereka, sehingga banyak yang merasa enggan untuk mencari bantuan medis.

Ina juga menyoroti bahwa kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) menyumbang 35 persen dari kasus infeksi baru, sementara 28 persen lainnya berasal dari pasangan ODHIV. Tantangan ini, menurutnya, hanya dapat diatasi melalui pendekatan berbasis hak yang memastikan layanan kesehatan inklusif untuk semua.

Sebagai bagian dari upaya mencapai target 95-95-95 pada 2030, Kementerian Kesehatan memperkenalkan sejumlah inovasi, seperti skrining mandiri, terapi antiretroviral (ARV) di hari yang sama, dan integrasi layanan TB-HIV. Sistem Informasi SIHA 2.1 juga telah diluncurkan untuk memantau data individu, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang situasi penanganan HIV/AIDS di Indonesia.

Pada tingkat global, Hari AIDS Sedunia tahun ini mengusung tema “Take the Rights Path.” Tema ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis hak untuk mengatasi hambatan besar berupa stigma dan diskriminasi, yang tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh kawasan Asia Pasifik.

Direktur UNAIDS untuk Indonesia, Dr. Muhammad Saleem, mengatakan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan panggilan untuk aksi nyata. Ia menambahkan bahwa kerja sama lintas sektor diperlukan untuk memastikan bahwa layanan kesehatan yang inklusif dan adil dapat diakses oleh semua kelompok rentan.

Hari AIDS Sedunia 2024 menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus memperjuangkan layanan kesehatan yang setara, bebas dari diskriminasi, dan didasarkan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia. Dengan kolaborasi yang kuat, visi “Akhiri AIDS pada 2030” bukan hanya sekadar harapan, tetapi tujuan yang dapat diwujudkan bersama. (***/ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *