MANADO, WANUA – Dalam memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-57, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Cabang Metro Manado menggelar acara bertajuk Semarak Harlah KOPRI di Zeunoia Cafe. Kegiatan yang berlangsung meriah ini diisi dengan diskusi publik, panggung ekspresi, tasyakuran, serta temu alumni.
Mengusung tema Perempuan di Tengah Perampasan Ruang Hidup; Bertahan dan Melawan Kala Ruang Hidup Terancam Hilang, acara ini menjadi ajang refleksi bagi peserta, baik dari internal PMII maupun berbagai elemen masyarakat yang hadir, seperti LBH Manado, petani perempuan Kalasey 2, perempuan pesisir Manado Utara, GMNI, PMKRI, dan komunitas lainnya.
Ketua Umum PMII Cabang Metro Manado, Fauzan Olii, menyampaikan bahwa tema ini bertujuan mengedepankan paradigma baru yang kritis terhadap isu ekologis, khususnya di Sulawesi Utara.
“Tema ini berkaitan dengan ekologis dan menjadi upaya untuk membakukan paradigma baru di PMII, yakni paradigma ekologis yang mengkritik paradigma antroposen. Alam adalah keseluruhan dari semesta, sementara manusia hanyalah bagian kecil darinya. Jangan sampai kita membalikkan peran tersebut,” tegas Fauzan.
Sementara itu, Ketua KOPRI Cabang Metro Manado, Giska Gobel, menekankan pentingnya refleksi perjuangan perempuan dalam setiap momentum harlah KOPRI.
“KOPRI memiliki rekam jejak panjang dalam membuktikan bahwa kerja-kerja perempuan tidak terbatas pada ruang privat. Kedepannya, kader-kader KOPRI harus terus membangun jejaring perlawanan dan bergerak bersama komunitas lain di Manado,” ujar Giska. Ia juga menyoroti pentingnya dukungan laki-laki dalam memperjuangkan keadilan bagi perempuan.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua MABINCAB PMII Cabang Metro Manado, Rusli Umar, yang memberikan apresiasi sekaligus catatan penting.
“Momentum ini tidak hanya untuk merayakan Harlah, tetapi juga menunjukkan keberpihakan PMII Cabang Metro Manado pada masyarakat terpinggirkan. Namun, kita harus terus mengevaluasi agar proses kaderisasi dan pendampingan berjalan konsisten,” kata Rusli.
Semarak Harlah KOPRI kali ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga ruang untuk menyuarakan isu-isu ekologis dan keadilan sosial, sekaligus mengukuhkan peran perempuan sebagai garda terdepan dalam perjuangan melawan ketidakadilan. (Kei Mong dong)