oleh : Yeheskiel B. Entaren, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Sudut pandang yang peduli terhadap kualitas kehidupan kelompok atau individu sering kali datang dari perspektif tenaga kesehatan masyarakat. Hubungan antara aktivitas di media sosial, yang sering kali dipenuhi kehidupan hiburan para selebriti, dengan kesehatan masyarakat sangatlah erat. Promosi kesehatan, yang menjadi salah satu pendekatan utama dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Salah satu cara yang efektif adalah memanfaatkan media sosial sebagai alat advokasi.
Media sosial telah menjadi bagian penting dalam promosi kesehatan. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook memungkinkan penyebaran informasi kesehatan secara luas dan interaktif. Keunggulannya terletak pada kemudahan akses dan keterlibatan langsung dengan audiens muda. Namun, tantangan utamanya adalah memastikan bahwa informasi yang disebarkan melalui platform tersebut akurat dan dapat dipercaya. Media sosial memiliki peran besar dalam menyampaikan edukasi kesehatan dengan memanfaatkan platform yang populer untuk menyebarkan informasi tentang gaya hidup sehat serta meningkatkan literasi digital masyarakat.
Penggunaan media sosial untuk edukasi kesehatan telah menunjukkan berbagai manfaat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai contoh, kampanye digital tentang bahaya konsumsi minuman dan makanan manis yang berlebihan telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampaknya terhadap kesehatan. Konten berupa video kreatif, infografis, dan cerita pengguna yang berbagi pengalaman mengurangi konsumsi gula mampu menarik perhatian dan memengaruhi perilaku audiens.
Media sosial dapat berfungsi sebagai alat untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat melalui pendekatan persuasi yang disesuaikan dengan audiens. Kampanye kesehatan yang memanfaatkan media sosial sering kali lebih berhasil dalam memengaruhi sikap, terutama jika disajikan dalam format visual atau interaktif yang menarik. Dalam konteks ini, tenaga kesehatan dan peneliti dapat menggunakan media sosial untuk menargetkan kelompok tertentu, seperti remaja, dengan informasi tentang bahaya konsumsi gula berlebih.
Konsumsi minuman dan makanan manis yang berlebihan telah menjadi salah satu penyebab utama peningkatan masalah kesehatan global, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan kerusakan gigi. Gula tambahan yang terkandung dalam minuman bersoda, jus kemasan, serta makanan ringan olahan sering kali sulit dihindari, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan ekonomi akibat meningkatnya biaya perawatan kesehatan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan edukasi masyarakat yang komprehensif, salah satunya melalui media sosial. Konten edukasi yang menginformasikan alternatif sehat, seperti air mineral, teh tanpa gula, atau camilan berbasis buah, dapat menjadi langkah kecil namun efektif untuk mengurangi konsumsi gula tambahan. Media sosial juga memungkinkan masyarakat untuk berbagi resep makanan dan minuman sehat, menciptakan komunitas yang saling mendukung untuk menjalani pola makan yang lebih baik.
Advokasi melalui media sosial menjadi salah satu langkah penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju konsumsi gula yang lebih bijak. Dengan menyebarkan informasi yang akurat dan menarik, media sosial memiliki potensi besar untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan membantu masyarakat memahami pentingnya menjaga asupan gula harian. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan media sosial dengan lebih bijak untuk membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.