Wanua.id – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menegaskan bahwa Universitas Terbuka (UT) merupakan model pembelajaran masa depan yang fleksibel, memungkinkan mahasiswa belajar kapan saja dan di mana saja. Hal ini disampaikan Emil saat menghadiri secara daring Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) UT Surabaya, Sabtu.
“Pembelajaran di UT tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga harus bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata,” ujar Emil. Ia mencontohkan istrinya, Arumi Bachsin, yang saat ini juga menempuh pendidikan di UT, sebagai bukti bahwa pendidikan terbuka dapat diakses oleh siapa saja, termasuk guru PAUD dan pekerja dari berbagai latar belakang.
Menurut Emil, tidak ada perbedaan mencolok antara belajar di UT dan perguruan tinggi konvensional. Saat ini, banyak ruang belajar yang bisa dimanfaatkan selain pertemuan tatap muka, sehingga mahasiswa memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam menyelesaikan studinya.
Sementara itu, Direktur UT Surabaya, Dr. Suparti, M.Pd., menyatakan bahwa kehadiran Emil sebagai tokoh muda inspiratif diharapkan dapat memotivasi 731 mahasiswa baru UT dari berbagai daerah, seperti Jombang, Mojokerto, Kediri, Tuban, dan Bojonegoro.
“Keberagaman latar belakang dan rentang usia mahasiswa, mulai dari 18 hingga 56 tahun, menjadi bukti bahwa belajar bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja,” ujar Suparti.
Ia juga menjelaskan bahwa orientasi ini bertujuan untuk mengenalkan sistem pembelajaran jarak jauh UT yang komprehensif, termasuk modul pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelum program studi dibuka. Selain itu, UT juga menanamkan pendidikan karakter yang ketat, termasuk pencegahan plagiarisme.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa memahami etika akademik dan menjunjung tinggi integritas dalam belajar,” kata Suparti.
Dengan sistem pembelajaran yang fleksibel dan terstruktur, UT terus berupaya memberikan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh masyarakat tanpa terbatas ruang dan waktu.