Wanua.id – Asosiasi Pengusaha Industri Kecil (APIK) Sulawesi Utara terus memperkuat komitmennya dalam mendorong kemajuan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kali ini, Kabupaten Bolaang Mongondow menjadi titik fokus pendampingan langsung melalui kegiatan diskusi bertema “Peran UMKM dalam Mendukung Ketahanan Pangan” yang dilaksanakan di Balai Desa Ibolian.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Sangadi Desa Ibolian, Franky Pandelaki, S.Sos. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa hadirnya APIK menjadi energi baru bagi masyarakat desa, khususnya pelaku usaha lokal yang tengah berjuang meningkatkan kualitas dan keberlanjutan usaha mereka.
“Pendampingan ini adalah langkah nyata agar UMKM kita lebih maju, produktif, dan mampu bersaing. Pemerintah desa mendukung penuh upaya APIK dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat,” ujar Franky.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber sekaligus pengurus APIK, yaitu Sandra Ingrid Asaloei, S.Pd, SAB, MAB dan Asep Rahman, S.KM, M.Kes, dosen Universitas Sam Ratulangi Manado. Sandra menjelaskan bahwa APIK bukan sekadar wadah organisasi, melainkan mitra strategis bagi UMKM.
“Kami hadir menjembatani kebutuhan pelaku usaha dengan peluang yang ada. Mulai dari akses pelatihan, permodalan, perizinan, hingga pemasaran produk. Dengan begitu, usaha masyarakat bisa naik kelas dan memberi dampak nyata bagi kesejahteraan keluarga,” ungkapnya.
Sementara itu, Asep Rahman menyoroti pentingnya literasi digital dalam pengembangan UMKM. Menurutnya, pelaku usaha yang mampu memanfaatkan teknologi akan lebih cepat menembus pasar luas.
“UMKM yang paham digital akan lebih mudah menjangkau konsumen, bahkan hingga pasar nasional. Karena itu, masyarakat perlu berani memanfaatkan teknologi untuk promosi maupun manajemen usaha,” jelas Asep.
Ketua Umum APIK, Agus Palit, menyebutkan bahwa kagiatan ini sekaligus sebagai rangkaian kegiatan memperkenalkan APIK kepada masyarakat agar bisa turut bersama-sama saling menguatkan sebagai komunitas wirausaha.
Ketua APIK DPD Bolaang Mongondow, Yohanis Batara Randa, S.Pt., menegaskan bahwa pendampingan seperti ini akan terus digelar di desa-desa lain di wilayah Bolmong.
“Kami ingin UMKM desa tidak hanya bertahan, tapi berkembang dan mandiri. Melalui pendampingan, kami berharap lahir pelaku usaha yang kreatif, inovatif, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Yohanis.
Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana warga menyampaikan berbagai kendala dan kebutuhan mereka, mulai dari strategi pemasaran, akses modal, hingga pemahaman regulasi usaha. Antusiasme masyarakat menjadi bukti nyata bahwa keberadaan APIK benar-benar memberi manfaat langsung.
Kehadiran APIK di Bolaang Mongondow menandai langkah konkret dalam membangun ekonomi kerakyatan. Dari desa, geliat UMKM diharapkan mampu memberi dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan Sulawesi Utara secara keseluruhan.






