Australia Tarik Obat Mengandung Pholcodine: Langkah TGA Demi Keamanan Pasien

oleh -57 Dilihat
Produk obat yang mengandung pholcodine resmi ditarik dari pasaran oleh TGA demi menjaga keselamatan pasien, setelah ditemukan adanya risiko reaksi alergi berat selama anestesi umum

Wanua.id – Para ahli anestesi telah meminta Badan Pengatur Produk Terapi Australia (TGA) untuk menarik obat-obatan yang mengandung pholcodine selama bertahun-tahun. Permintaan ini didasarkan pada bukti yang menunjukkan tingginya insiden reaksi alergi berat secara tiba-tiba (anafilaksis) di Norwegia, negara yang pernah memiliki penggunaan pholcodine tinggi sebelum menarik produk ini dari pasaran pada 2007. Di Swedia, produk yang mengandung pholcodine bahkan sudah lama tidak beredar sejak akhir 1980-an.

TGA, dalam pengumuman terbarunya, menyatakan kecurigaan bahwa sekitar 50 kasus di Australia berkaitan dengan reaksi obat yang digunakan sebagai pelemas otot selama anestesi umum. Termasuk di dalamnya adalah satu kasus yang berujung pada kematian pasien akibat reaksi anafilaksis yang diduga dipicu oleh pholcodine.

Menurut Kepala TGA, Dr. John Skerritt, penarikan secara luas dilakukan karena sulit untuk memastikan siapa saja yang telah mengonsumsi obat mengandung pholcodine dalam 12 bulan terakhir sebelum menjalani operasi. “Sementara dokter bedah biasanya menanyakan obat resep yang dikonsumsi pasien, mereka mungkin tidak menanyakan produk yang dijual bebas,” ujar Dr. John. Hal ini, lanjutnya, bisa menjadi kendala terutama dalam situasi darurat di mana pasien tidak sempat berbicara langsung dengan ahli anestesi mereka.

Dr. John juga mengimbau para dokter yang sudah menjadwalkan prosedur anestesi umum untuk memeriksa apakah pasien mereka pernah mengonsumsi produk pholcodine dalam satu tahun terakhir. Daftar lengkap produk yang ditarik dapat ditemukan di akhir artikel ini.

Profesor Ian Rae dari University of Melbourne menilai keputusan TGA ini sudah tepat. Ia menyatakan keheranannya bahwa produk ini masih beredar dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya ditarik, mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya sudah muncul sejak beberapa dekade lalu. “Mengejutkan bahwa hal ini berlangsung begitu lama,” ujar Profesor Rae.

Dr. Ashley Hopkins, Kepala Kelompok Riset Epidemiologi Klinis di Flinders University, juga mendukung penarikan pholcodine. Menurutnya, keputusan ini berbasis pada bukti ilmiah yang kuat dan bertujuan untuk melindungi keselamatan pasien. “Sebagai profesional di bidang perawatan kesehatan, perhatian utama kami adalah keselamatan dan kesejahteraan pasien. Mengeluarkan obat yang berisiko tinggi adalah langkah yang diperlukan untuk menjaga keselamatan pasien,” jelas Dr. Hopkins.

Penarikan pholcodine ini menjadi langkah terbaru TGA dalam menjaga keamanan konsumen, khususnya bagi pasien yang akan menjalani operasi. (***/ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *