Wanua.id – Drama internal di Kementerian Pendidikan Tinggi dan Sains Teknologi (Kemendikti) terkait dugaan pemberhentian sepihak ASN akhirnya menemui akhir bahagia. Menteri Diktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro, bertemu langsung dengan Neni Herlina, Pranata Humas Ahli Muda, dan Angga, Pj. Rumah Tangga, dalam pertemuan yang berlangsung penuh rekonsiliasi pada Senin (20/1/2025).
Pertemuan ini menjadi penutup dari polemik yang sempat memanas di internal kementerian. Sekjen Diktisaintek, Togar Simatupang, menegaskan bahwa isu yang mencuat hanyalah dinamika reorganisasi.
“Yang disampaikan beliau itu ada tiga hal yakni, suasana reorganisasi, penataan, sumber daya, juga terjadi proses-proses mutasi, rotasi, promosi, demosi, itu sesuatu yang wajar, menimbulkan ketidakpastian. Pasti di situ ada ketegangan,” ujar Togar.
Meski drama ini berakhir dengan damai, perjuangan besar lain masih berlangsung, yakni tuntutan Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) terkait tunjangan kinerja (tukin) dosen. Hingga kini, ADAKSI terus mendesak pemberian tukin yang lebih merata dan berkeadilan bagi seluruh dosen di Indonesia.
“Jika konflik internal di kementerian bisa berakhir dengan damai, mengapa perjuangan tukin dosen belum mendapat akhir bahagia? Kesejahteraan dosen adalah investasi penting untuk masa depan pendidikan tinggi,” ujar salah seorang dosen perwakilan ADAKSI wilayah Sulawesi.
Kesepakatan damai di Kemendikti seharusnya menjadi momentum bagi Mendiktisaintek untuk menunjukkan keberpihakan nyata terhadap kesejahteraan seluruh ASN, termasuk dosen. Dengan terciptanya keadilan dalam tunjangan kinerja, ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia diharapkan dapat berkembang lebih baik dan berkelanjutan.
Akhir bahagia untuk drama di Kemendikti telah tercapai. Kini, seluruh mata tertuju pada ADAKSI. Kapan giliran mereka merayakan kemenangan dalam perjuangan panjang ini?