Netizen Geruduk Akun Kemendiktisaintek: “Hilal Tukin Tertutup Awan!”

oleh -51 Dilihat

Wanua.id – Akun media sosial Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (@kemdiktisaintek.ri) menjadi sasaran protes besar-besaran dari para dosen. Mereka menyerbu kolom komentar, menuntut kepastian pembayaran Tunjangan Kinerja (Tukin) yang tak kunjung cair. Serbuan komentar bernada satire dan kemarahan itu memaksa pengelola akun membatasi interaksi di unggahan tersebut.

Postingan kementerian (1/3/2025). berisi ucapan selamat menjalankan ibadah puasa serta memastikan pelayanan publik tetap berjalan optimal. Tak hanya itu, unggahan tersebut juga dihiasi pantun Ramadhan yang bertujuan menyemarakkan suasana:

“Dari masjid azan berkumandang
Umat berbondong untuk tarawih
Bulan Ramadhan telah datang
Tempalah jiwa agar hati bersih”

Namun, alih-alih mendapat respons positif, kolom komentar justru berubah menjadi arena tuntutan pembayaran Tukin. Para dosen dengan kreatif menyelipkan kritik mereka dalam bentuk pantun dan sindiran tajam. Salah satu komentar yang paling mencuri perhatian berbunyi, “Hilal Ramadhan telah terlihat, hilal Tukin tertutup awan.” Tak ketinggalan, ada yang menulis, “Ubur-ubur ikan lele, kapan Tukin kami dibayarkan leee?” disertai emoji api dan tepuk tangan.

Gelombang protes terus mengalir, memadati kolom komentar dengan desakan agar kementerian segera memberikan kepastian pembayaran. Beberapa dosen menyinggung soal keberkahan di bulan suci yang seharusnya juga diiringi dengan pemenuhan hak para akademisi. “Supaya keberkahan bertambah, mohon juga untuk Tukin dosen disegerakan untuk semua jenis kampus,” tulis seorang pengguna. Ada pula yang dengan sarkasme menulis, “Tukin dibayar, dosa-dosa pun dihapuskan.”

Menyadari situasi yang semakin panas, diduga pengelola akun akhirnya mengambil langkah drastis dengan membatasi kolom komentar. Namun, keputusan ini justru semakin memancing kekecewaan, karena dianggap sebagai upaya menghindari tanggung jawab daripada memberikan jawaban yang jelas.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari kementerian terkait polemik ini. Para dosen pun terus menyuarakan keluhan mereka di berbagai platform lain. Jika kementerian tetap bungkam, bukan tak mungkin protes digital ini akan semakin meluas. Apakah hilal Tukin akan segera tampak, atau terus tertutup awan? Publik menunggu jawabannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *