Jakarta, Wanua.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil 49 calon menteri ke kediamannya di Jalan Kertanegara No. 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Oktober 2024. Di antara tokoh-tokoh yang hadir, sejumlah petinggi dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terlihat turut memenuhi undangan, menguatkan spekulasi tentang peran penting kedua ormas keagamaan terbesar di Indonesia dalam kabinet mendatang.
Beberapa tokoh NU yang datang termasuk Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, Nusron Wahid, Nasarudin Umar, dan Arifatul Choiri Fauzi. Gus Ipul, Sekretaris Jenderal PBNU yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial, bahkan mengaku terkejut dengan undangan tersebut. “Saya tidak menyangka mendapatkan undangan untuk membantu beliau di dalam pemerintahan mendatang,” ujar Nasarudin Umar, yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rais Syuriyah PBNU.
Sementara itu, Prabowo juga merangkul Muhammadiyah dengan memanggil Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah. Abdul Mu’ti dikabarkan akan menduduki posisi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, ditemani seorang wakil menteri. Ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat sektor pendidikan dengan melibatkan Muhammadiyah, yang dikenal memiliki jaringan sekolah dan universitas di seluruh Indonesia.
Bergabungnya kedua ormas ini dalam kabinet dipandang sebagai upaya mempererat hubungan antara pemerintah dan NU serta Muhammadiyah. Keharmonisan ini muncul setelah sebelumnya kedua organisasi sempat menuai sorotan publik terkait persetujuan mereka atas pengelolaan tambang.
Keputusan Prabowo untuk merangkul unsur NU dan Muhammadiyah ke dalam pemerintahan menimbulkan tanda tanya: Apakah ini awal dari sinergi baru atau sekadar kompromi politik di tengah kepentingan yang lebih besar? (***/ar)