Penurunan Luas Panen Padi di Sulawesi Utara, Tantangan Produksi di Tengah Era Teknologi

oleh -150 Dilihat

Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut pada September 2024 melaporkan hasil dari Survei Kerangka Sampel Area (KSA), yang menunjukkan penurunan signifikan pada luas panen padi di provinsi ini. Sejak diterapkannya KSA secara nasional pada tahun 2018, BPS berkolaborasi dengan BRIN, Kementerian ATR/BPN, dan Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk memastikan data pertanian lebih akurat dengan memanfaatkan teknologi satelit beresolusi tinggi.

Hasil terbaru mencatat luas panen padi pada tahun 2023 mencapai 54,56 ribu hektare, turun sebanyak 6,24 persen dari tahun sebelumnya. Produksi beras juga terdampak, hanya mencapai 133,85 ribu ton, mengalami penurunan sebesar 2,27 persen dari tahun 2022. Menurut BPS, pengurangan luas panen ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan iklim dan peralihan fungsi lahan yang semakin meningkat di daerah-daerah perkotaan.

Penggunaan teknologi dalam Survei KSA tidak hanya menghasilkan estimasi luas panen, tetapi juga memantau fase pertumbuhan padi, potensi gagal panen, serta area yang diberakan atau ditanami tanaman selain padi. Dengan metode ini, pemerintah dapat lebih tepat dalam menyusun kebijakan dan strategi untuk mendukung ketahanan pangan.

Namun, meski data pertanian telah meningkat akurasinya melalui teknologi satelit, tantangan besar tetap ada. Pemerintah perlu berfokus pada strategi mitigasi untuk perubahan iklim, alokasi sumber daya yang lebih baik, serta upaya peningkatan produktivitas lahan pertanian agar target ketahanan pangan dapat tercapai. Kolaborasi lintas sektor dengan berbagai lembaga dan penggunaan teknologi canggih menjadi langkah penting dalam mewujudkan pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Selain memonitor luas panen, Survei KSA juga memberikan data terkait luas lahan pertanian yang digunakan untuk tanaman selain padi, memungkinkan pemerintah untuk lebih responsif terhadap perubahan dinamika pertanian. Sulawesi Utara, dengan tantangan geografis dan perubahan lahan yang signifikan, memerlukan kebijakan yang terarah berdasarkan data terbaru ini agar dapat menjaga stabilitas produksi pangan dan mendukung kesejahteraan petani lokal.

Dengan penurunan produksi beras yang terjadi, fokus pada pemanfaatan teknologi, pengelolaan lahan yang lebih efisien, serta dukungan bagi para petani diharapkan mampu mendorong pemulihan produksi di tahun-tahun mendatang.

4o

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *