“Piramida Tua” Mengancam, Sulut Didesak Siapkan Pendidikan Khusus bagi Lansia

oleh -43 Dilihat

Wanua.id — Di tengah perubahan demografi yang menunjukkan peningkatan signifikan jumlah penduduk lanjut usia, Sulawesi Utara dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana memastikan kelompok lansia tetap mendapatkan hak atas pendidikan dan pengembangan diri.

Asep Rahman, Ketua Yayasan Bina Lentera Insan, mengungkapkan bahwa Sulut kini mengalami fenomena piramida tua, di mana proporsi penduduk usia lanjut makin besar dibanding kelompok usia muda. Menurutnya, hal ini harus disikapi secara serius oleh semua pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga sosial.

“Lansia bukan beban. Mereka punya potensi besar untuk tetap berkarya, mengajar, bahkan menjadi mentor dalam komunitas. Yang mereka butuhkan adalah akses—akses terhadap pendidikan, teknologi, dan aktivitas sosial yang memberdayakan,” tegas Asep.

Yayasan Bina Lentera Insan saat ini tengah mengembangkan program pendidikan non-formal untuk lansia di wilayah Manado, Minahasa, dan Bitung. Program ini mencakup pelatihan keterampilan praktis, literasi digital, serta kelas berbasis minat seperti kewirausahaan rumahan dan pengelolaan kesehatan mandiri.

Namun, Asep menilai bahwa ekosistem pendidikan di Sulut belum sepenuhnya ramah lansia. “Kebanyakan kebijakan masih berfokus pada anak-anak muda dan usia produktif. Padahal, pendidikan sepanjang hayat itu prinsipnya inklusif. Lansia juga berhak belajar dan tumbuh,” ujarnya.

Ia pun mendorong institusi pendidikan tinggi di Sulut untuk mulai membuka program-program pembelajaran yang adaptif terhadap kebutuhan lansia, baik melalui kursus terbuka, kuliah umum, maupun pengabdian masyarakat yang melibatkan lansia sebagai subjek aktif, bukan objek pasif.

Dengan makin banyaknya lansia yang melek digital dan ingin tetap aktif secara sosial, Yayasan Bina Lentera Insan percaya bahwa investasi pada pendidikan lansia bukan hanya bentuk penghormatan terhadap generasi sebelumnya, tapi juga fondasi bagi masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *