Ratusan Siswa SMAN 9 Binsus Manado Gagal SNBP, Operator Diduga Gaptek

oleh -156 Dilihat

Wanua.id, Manado – Sebuah ironi terjadi di SMA Negeri 9 Binsus Manado, sekolah yang dikenal dengan segudang prestasi dan terakreditasi A di Sulawesi Utara. Sebanyak 314 siswa harus mengubur mimpi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri melalui jalur jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) akibat kelalaian fatal yang dilakukan oleh sejumlah guru dan operator sekolah.

“Bagaimana mungkin sekolah yang dikenal berprestasi justru mengabaikan hak ratusan siswanya?” ujar seorang alumni SMAN 9 Binsus Manado yang enggan disebutkan namanya. “Kekecewaan, kebingungan, dan amarah bercampur aduk. Predikat ‘segudang prestasi’ itu seperti tamparan bagi kami,” tambahnya.

Tak hanya itu, kelalaian juga diduga dilakukan oleh operator sekolah yang dianggap kurang cakap dalam mengoperasikan sistem. Akibatnya, pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk SNBP siswa terlambat, sehingga mereka tidak dapat mengikuti seleksi.

Para siswa yang menjadi korban telah berjuang keras mengikuti berbagai kegiatan dan belajar mati-matian demi meraih prestasi. Sayangnya, perjuangan mereka kini terasa sia-sia. Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri terancam pupus karena kelalaian orang-orang yang seharusnya membimbing dan melindungi hak-hak mereka.

Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Sulawesi Utara, khususnya bagi SMA Negeri 9 Binsus Manado. Sekolah yang menyandang predikat “segudang prestasi” ini harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Jangan sampai ada lagi mimpi siswa yang terkorbankan karena kelalaian dari sekolah.

Di sisi lain, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMA Negeri 9 Manado, Syuaib Sulaiman, S.Ag, M.Pd.I dikutip dari Sulutzone.com, membantah tudingan ketidakmahiran oeprator, serta tuduhan bahwa operator sekolah baru memasukkan data siswa pada menit-menit terakhir. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin untuk meregistrasikan seluruh siswa yang memenuhi syarat.

“Para operator telah melakukan dari beberapa minggu ini. Malahan kami telah menambahkan jumlah operator menjadi 3. Namun memang ada masalah di sistem yang menyebabkan 314 siswa tersebut gagal teregistrasi,” tambahnya.

Kejadian serupa juga banyak terjadi di beberapa sekolah yang bermula dari ketidaksempurnaan pengisian dan finalisasi data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang menyebabkan sejumlah siswa dari berbagai sekolah terpaksa gagal untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *