Wanua.id – Presiden Prabowo Subianto melantik Haikal Hassan Baras, yang dikenal sebagai Babe Haikal, sebagai Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) pada Selasa (22/10). Penunjukan ini memunculkan beragam reaksi, mengingat Babe Haikal selama ini lebih dikenal sebagai pendakwah dan tokoh kontroversial yang kerap terlibat dalam perdebatan publik terkait berbagai isu politik dan agama.
Sebagai Kepala BPJPH, Babe Haikal diamanahkan untuk memperluas sertifikasi halal bagi produk yang beredar di Indonesia, terutama yang dihasilkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta perusahaan besar. Sertifikasi halal menjadi penting mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan mengharuskan produk yang digunakan atau dikonsumsi memenuhi standar halal. Sertifikasi ini meliputi produk pangan, obat-obatan, kosmetik, serta barang gunaan seperti sabun dan detergen, yang memastikan produk tersebut sesuai dengan ketentuan syariah.
Namun, di tengah sorotan terhadap posisi barunya, tak sedikit yang mengingatkan pada rekam jejak Babe Haikal dalam ranah politik. Ia dikenal sebagai salah satu penggerak Aksi 212 pada 2016, sebuah gerakan yang terkait erat dengan isu politik dan keagamaan yang memecah belah. Selain itu, pada Pilpres 2019, Babe Haikal menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, sehingga keterlibatannya dalam lingkaran politik Prabowo bukan hal baru.
Pelantikan ini juga menimbulkan pertanyaan di kalangan publik terkait profesionalisme dan kapabilitas Babe Haikal dalam memimpin BPJPH, mengingat latar belakangnya yang lebih banyak di dunia dakwah dan politik. Meski demikian, ada harapan bahwa kepemimpinannya dapat mendorong sertifikasi halal menjadi lebih luas dan berperan penting dalam upaya Indonesia menjadi pusat halal dunia, mengingat persaingan global semakin ketat dengan negara seperti Malaysia dan Thailand yang juga berambisi menjadi hub halal.
Babe Haikal yang memiliki latar belakang pendidikan Teknik Informatika di Universitas Budi Luhur dan Magister Teknik Industri di ITB ini sebelumnya juga aktif sebagai konsultan sumber daya manusia di industri tambang. Di samping itu, ia terus vokal dalam menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, yang menambah dimensi lain dari figur publik yang kerap menjadi sorotan. Dengan latar belakang dan posisi politiknya yang jelas, masa depan BPJPH di bawah kendali Babe Haikal masih dinantikan, khususnya dalam hal bagaimana ia dapat menyeimbangkan perannya di lembaga ini di tengah sorotan kontroversial yang terus mengitarinya. (ar)
