Jakarta, Wanua.id – Kehadiran Veronica Tan di jajaran kandidat menteri kabinet Prabowo-Gibran memunculkan spekulasi publik terkait perjalanan hidup dan transformasinya sejak perceraiannya dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Perceraian mereka pada 2018 menarik perhatian publik, dan sejak saat itu Veronica lebih banyak fokus pada kegiatan sosial serta pengembangan komunitas. Kini, keterlibatannya dalam proses pemilihan menteri menandakan bahwa ia telah beralih dari sekadar figur publik menjadi sosok berpengaruh di ranah kebijakan.
Hubungan Veronica dan Ahok yang kini sudah berpisah juga bisa dilihat sebagai sinyal politik. Meskipun Ahok adalah politisi PDIP, keterlibatan Veronica dalam kabinet Prabowo menunjukkan bahwa pilihan pribadi dan politik mereka kini berjalan di jalur terpisah. Ini bisa dimaknai sebagai pesan bahwa Veronica tampil dengan identitas mandiri, tanpa bayang-bayang Ahok, dan siap membawa perspektif baru di pemerintahan.
Jika benar ia diangkat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), pengalaman pribadinya dalam menavigasi persoalan rumah tangga dan perubahan hidup pasca-perceraian bisa menjadi inspirasi dan kekuatan dalam merumuskan kebijakan. Ia akan bisa mendorong agenda terkait pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga, serta perlindungan anak dengan perspektif langsung dari pengalaman hidupnya sendiri.
Dengan kemunculan Veronica di kabinet ini, Prabowo juga seolah ingin menunjukkan dukungan terhadap perempuan berpengaruh dan mandiri, terlepas dari latar belakang atau masa lalu mereka, sebagai bagian dari strategi pembentukan pemerintahan yang inklusif. (ar)
